Aplikasi Metode Seismik 2D Untuk Mengetahui Kerentanan Longsor di Daerah Gunung Kupang Banjarbaru

Senin, 18 April 2011 ·


Di semester ini kita ngambil MK Geofisika Lingkungan, setengah semester kita belajar banyak tentang teori yang berkaitan dengan geofisika erat kaitannya dengan yang namanya lingkungan, dengan menggunakan metode - metode geofisika yaitu Metode Seismik 2D (download 777 Kb), karena kita rasa alat ini sangat cocok dan masih populer saat ini. kita di bagi beberapa kelompok untuk membuat suatu penelitian yang akan di praktikumkan pasca UTS (ujian tengah semester),kelompok kami beranggotakan 5 orang, itu gua, tris armando hidayat, raisa kusuma dewi, resty faradilla nofianti dan Putri hapsari. Sekarang kita udah pada siap - siap terjun kelapangan mengambil data sesuai judul yang kami ambil. Tapi jangan salah loh, ini bukan penelitian yang di usung ke tugas akhir tapi tugas FINAL MK Geoling saja, siapa tau jika bagus penelitiannya, kan bisa di jadiin skripsi. Sedikit ulasan mengenai penelitian kita:

Latar Belakang Masalah
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Longsoran merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi pada lereng alam maupun buatan, dan merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama pada musim hujan yang mengakibatkan kerugian materiil yang cukup besar serta menelan korban jiwa. Dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan disebutkan bahwa karakteristik hujan yang memicu terjadinya longsoran sulit untuk diketahui besar intensitas dan durasinya. Hujan yang sebagian berinfiltrasi dianggap sebagai salah satu faktor yang cukup berperan dalam proses terjadinya longsoran karena dapat mempengaruhi proses penjenuhan tanah untuk berubah dalam dimensi ruang dan waktu. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh: Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam, lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat, gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah, gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu, getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir, berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju. Beberapa indikator lapangan lainnya yang memberikan informasi bahwa suatu lereng akan mengalami longsor atau memiliki potensi longsor yang cukup besar dapat dilihat dari perubahan fluktuasi muka air tanah yang secara tiba-tiba meninggi dari batas normal sebelumnya serta ditandai dengan kekeruhan pada beberapa sumur penduduk setempat. Kondisi vegetasi di lereng yang mengalami deformasi atau sebagain besar mengalami perpindahan. 
lengkapnya bisa di download di sini. 132 Kb format Ms Word berisi 17 Halaman.

0 komentar:





View blog authority